Liverpool Ditahan Imbang Tottenham Hotspur, Ini Sebabnya


Langkah Liverpool untuk bersaing dengan Manchester City memperebutkan titel jawara Liga Premier Inggris 2021/2022 diperberat Tottenham Hotspur, setelah kedua tim bertanding dan berakhir dengan hasil imbang dengan skor 1  :  1.

Gol satu-satunya Tottenham Hotspur pada menit ke-56 disumbangkan oleh Son Heung-min setelah menerima umpan Ryan Sessegnon yang mendapatkan bola dari Harry Kane setelah sedikit bermanuver di area tengah lini pertahanan Liverpool.

Sementara gol Liverpool pada menit ke-74 datang dari Luis Diaz dari tendangan jarak jauh yang sedikit bermanuver dengan bergerak membawa bola ke arah tengah di area pertahanan lawan setelah menerima assist dari Thiago Alkantara di sisi kiri pertahanan Spurs.

Tottenham di bawah Conte memang batu sandungan berat bagi Liverpool.  Performa Spurs cukup ciamik meski dalam beberapa laga mengalami kekalahan dan bahkan sanggup mempecundangi Manchester City di Etihad Stadium.

Kalau menilik laga kontra Burnley dan Brighton dimana Spurs menelan kekalahan tipis, kelemahan Spurs sebenarnya akan dapat dieksploitasi apabila tim lawan Spurs mampu menjaga lini pertahanan sama baiknya dengan intensitas menyerang, dan itupun dengan kemenangan skor tipis.

Untuk laga Liverpool kontra Spurs tadi malam, sayangnya itu tidak terjadi.  Para pemain Liverpool yang terlalu naik ke atas, hanya menyisakan 4 pemain di belakang ketika 4 pemain lawan sudah berada di garis pertahanan.

Kesalahan berikutnya terjadi karena antisipasi Andrew Robertson yang tidak jelas antara bergerak menghadang Harry Kane atau mengganggu pergerakan Ryan Sessegnon, padahal Harry Kane sudah ada beberapa pemain yang menjaganya.

Masalah krusial lainnya adalah pergerakan tanpa bola Son Heung-min di depan gawang Liverpool yang praktis tidak terkawal oleh satu pun pemain Liverpool sehingga leluasa melesakkan bola ke gawang yang dijaga Alisson Becker setelah menerima assist tanpa gangguan dari Ryan Sessegnon.

Strategi bertahan Tottenham Hotspur sangat disiplin, yang memaksa banyak serangan Liverpool dilakukan dari jarak jauh karena dua lapisan saling menguatkan (lini belakang dan lini tengah) yang membentuk lapisan tebal pertahanan Spurs.

Mengandalkan formasi awal 3 - 5 - 2, lini tengah Spurs diharapkan mampu mengganggu aliran bola ke lini serang Liverpool untuk mendekati kotak terlarang Spurs.  Sementara ketika bola bergerak semakin dekat dengan lini pertahanan, lini tengah segera melapisi lini pertahanan, sehingga praktis selalu ada delapan pemain yang mengamankan pertahanan dari ancaman serangan Liverpool.

Strategi pertahanan Tottenham Hotspur yang seperti ini berhasil dan berjalan mulus hingga semua serangan Liverpool harus kandas karena sebagian besar terpaksa dilakukan dengan tendangan jarak jauh.  

Serangan melebar dari sisi sayap ala Chelsea yang berhasil mengurai soliditas pertahanan Spurs dengan mamanfaatkan lebar lapangan disertai dengan manuver pemain penyerang menusuk ke dalam jantung pertahanan dan berhasil mempecundangi Spurs era Conte tiga kali berturut-turut (dua laga semifinal Piala Liga dan satu laga Liga Premier) tidak ada dari permainan Liverpool, setidaknya pada laga kali ini.

Melihat situasi ini, Jurgen Klopp memutuskan melakukan perubahan dengan menggganti Andrew Robertson dengan Konstantinos Tsimikas pada menit ke-64 atau tepat delapan menit pasca kebobolan dari Spurs.  

Perubahan strategi juga dilakukan satu menit kemudian, dimana Jurgen Klopp memutuskan untuk meningkatkan intensitas serangan dengan menggantikan pemain gelandang, Jordan Henderson dengan pemain penyerang, Diogo Jota.

Berselang 9 menit kemudian, gol pertama Liverpool datang dari tendangan jarak jauh Luis Diaz yang sedikit bermanuver dengan bergerak membawa bola ke tengah setelah menerima assist dari Thiago Alkantara di sisi kiri pertahanan Spurs. 

Merespon gelagat ini, Antonio Conte tidak tinggal diam.  Sang manajer berinisiatif merubah formasi Spurs lebih bertahan dengan menarik pemain gelandang, Ryan Sessegnon digantikan dengan pemain bertahan, Davinson Sánchez pada menit ke-78 atau empat menit setelah gawangnya kebobolan.

Bahkan ketika itu dirasa oleh Antonio Conte belum cukup, sehingga tujuh menit setelahnya kembali melakukan perubahan dengan menarik pemain penyerang, Dejan Kulusevski digantikan dengan pemain gelandang, Harry Winks.

Perubahan ini menunjukkan Antonio Conte bahkan akan cukup puas apabila berhasil menjaga hasil imbang pada laga ini hingga pertandingan dinyatakan berakhir oleh wasit, dan itu terbukti hingga masing-masing tim harus puas dengan berbagai poin.