Laga kontra Juventus adalah laga yang sulit tetapi menjadi salah satu kesempatan bagi Inter untuk terus mempertahankan asa untuk bersaing pada jalur scudetto dengan AC Milan dan Napoli, dan kesempatan tersebut akhirnya tidak disia-siakan.
Pasukan Simone Inzaghi yang bertandang ke Turin mampu mercuri tiga poin dari Juventus, setelah mengandaskan perlawanan tuan rumah dengan skor tipis 1 : 0 untuk kemenangan Inter Milan di stadion Juventus.
Laga ini sangat menyulitkan bagi Inter Milan dan pasukan Simone Inzaghi harus berjuang keras untuk bangkit. Sepasang penyerang tuan rumah Dusan Vlahovic dan Alvaro Morata membuat bingung semua lini belakang Nerazzurri, yang dipaksa mundur dan mengatur pertahanan untuk menahan serangan gencar.
Secara statistik sangat terlihat bagaimana Juventus sangat bernafsu menyerang Inter Milan, yang terlihat dari data yang sedemikian sangat berbeda jauh. Juventus setidaknya melakukan percobaan 22 kali tendangan dibanding Inter Milan yang hanya mampu melakukan 5 kali percobaan tendangan.
Namun, dari 22 kali percobaan tendangan Juventus, hanya 5 kali yang mengarah ke gawang, sedangkan dari 5 kali percobaan tendangan Inter Milan, 1 kali mengarah ke gawang dan terkonversi menjadi gol, meskipun melalui bola mati di titik penalti.
Laga ini mengingatkan pengalaman Inter Milan bertandang ke markas Liverpool di Anfield pada laga leg kedua perdelapan final Liga Champions, ketika Inter Milan dibombardir dengan serangan bertubi tetapi justru menang tipis. Bedanya pada laga kali ini lawannya Juventus. Inter Milan digempur habis-habisan tetapi justru menang tipis di akhir laga.
Serangan bertubi Juventus harus berhadapan dengan tembok kokoh Inter Milan. Milan Skriniar dan rekan-rekannya melakukan upaya terbaik menghadapi konfigurasi pemain Juventus yang berfokus menyerang, yang mendatangkan kesulitan untuk dibendung.
Sebut saja Paulo Dybala yang dalam laga tersebut menjelma menjadi ancaman dengan memanfaatkan ruang antara pertahanan dan serangan Inter. Juventus juga berhasil memaksa Milan Brozovic dan Danilo D'Ambrosio untuk menyelamatkan Inter dari upaya dua kali Juventus pada menit ke-29.
Namun, semua upaya Juventus yang tampaknya masih mampu diredam lini belakang Inter, meski kerepotan dan semua upaya Juve menjadi sia-sia karena penalti babak pertama Hakan Calhanoglu sudah cukup untuk mengklaim kemenangan bagi Nerazzurri, yang pada laga ini bermain penuh dengan karakter, keinginan, dan tekad.
Apabila dilihat secara keseluruhan, Inter memang harus berjuang untuk menemukan pola permainan karena banyak operan yang salah, kurangnya keterlibatan dari full-back, dan kinerja yang umumnya tidak kohesif. Ancaman pertama Inter ke gawang Juventus hanya datang pada menit ke-32.
Permainan yang dibangun dari sayap kanan yang baik membuat Hakan Calhanoglu mendapatkan tembakan ke gawang, tetapi Matthijs de Ligt siap untuk memblokir. Ini memicu perubahan arah permainan, setelah sebelumnya harus bertahan dari serangan Juventus.
Berikutnya, Nicolo Barella dan Denzel Dumfries sama-sama terlibat saat Inter mencoba menembus barisan belakang Juventus dan dari lari cepat pemain Belanda itulah Inter memenangkan penalti. Setelah menunggu tegang sementara Massimiliano Irrati menunggu VAR untuk membuat panggilan, diputuskan bahwa itu akan menjadi tendangan penalti.
Tendangan penalti Hakan Calhanoglu yang pertama menimbulkan kemelut di gawang setelah dengan mudah ditepis oleh Wojciech Szczesny yang berakhir di jaring sebagai gol bunuh diri yang dianulir dan wasit memerintahkan pengulangan tendangan penalti, yang dengan mudah dieksekusi sang pemain.
Juventus yang berusaha bangkit hanya menemukan kesia-siaan hingga laga usai, meski Juventus masih terus mengancam melalui para penyerangnya, termasuk Vlahovic yang selalu siap untuk mengambil keuntungan dari apa pun yang dilakukan Inter Milan.
Hasil laga ini tidak dapat dilepaskan dari beberapa kondisi dan situasi Inter Milan di lapangan ketika berlaga menghadapi Juventus, antara lain:
Pertama, Marcelo Brozovic, yang kembali ke starting line-up menampilkan performa yang luar biasa, membantu permainan Inter Milan terjaga tetap stabil.
Kedua, sementara Inter Milan merasa kesulitan untuk benar-benar mengancam Juventus di sepertiga serangan, jalan keluar yang ditawarkan oleh Nicolo Barella memberi Inter peluang saat Nerazzurri mencoba memanfaatkan momentum Juventus.
Ketiga, Samir Handanovic berhasil melakukan penyelamatan yang mengesankan saat membelokkan bola ke tiang gawang ketika peluang terbaik untuk Juventus di babak kedua datang dari pemain pengganti Denis Zakaria, yang melakukan terobosan ke tengah dan upaya tendangan ke gawang Inter.
Keempat, Juventus merubah strategi dengan mengupayakan ataupun menghasilkan umpan-umpan panjang ke dalam kotak penalti Inter Milan, namun tidak mampu menemukan peluang yang benar-benar mengancam pertahanan Inter Milan.
Kelima, Inzaghi mencoba melakukan perubahan untuk penyegaran tim, dengan memasukkan Arturo Vidal, Joaquin Correa, Matteo Darmian, dan Roberto Gagliardini, dengan tujuan memperkuat lini belakang dan semakin mengurangi harapan Juventus.
Keenam, bahkan Inter Milan sempat memiliki peluang yang cukup bagus untuk mengunci kemenangan dengan menggandakan keunggulan melalui upaya Vidal dan Correa tetapi sayangnya gagal memanfaatkan peluang dan kedudukan 0 : 1 tetap bertahan sampai akhir.
Ketujuh, Inter Milan berhasil secara konsisten menahan dan mengantisipasi umpan silang Juventus tanpa henti hingga menit ke-96, dimana Alessandro Bastoni, Milan Skriniar, dan Danilo D'Ambrosio mampu menggagalkan semua yang menghadang.
Kedelapan, pertahanan kokoh Inter Milan, Milan Skriniar terlihat berhasil menghalangi setiap serangan Juventus dan mampu memastikan serangan tuan rumah gagal secara berkala sepanjang laga di Allianz Stadium.
Kesembilan, tentu saja pola serangan Inter Milan yang akhirnya menyebabkan kesalahan pemain lawan dan memberikan hadiah penalti kepada Inter Milan dan mampu dimaksimalkan secara baik oleh pemain eksekutor meski harus diulang dua kali akibat insiden kemelut di depan gawang.