Rangnick Bicara 5 Kelemahan Man United Ditahan Burnley


Manchester United tidak berhasil mencuri poin penuh dari Burnley ketika bermain laga tandang di Turf Moor karena ditahan imbang Burnley dengan skor 1 : 1  pada laga lanjutan Liga Premier Inggris pekan ke-23 bagi Setan Merah da pekan ke-20 bagi Burnley.

Manchester United yang tampil dominan di babak pertama sempat mencetak gol tiga kali di babak pertama, tetapi sayangnya hanya gol Paul Pogba pada menit ke-18 yang dinilai sah, pada saat sang pemain itu mencetak gol dalam penampilan pertamanya di liga pada 2022.

Sedangkan gol penyeimbang datang pada menit ke-47, ketika umpan dari Wout Weghorst dimanfaatkan Jay Rodriguez untuk menggetarkan gawang Manchester United  di awal babak kedua menjadi gol penentu terakhir bagi kedua belah pihak untuk berbagi poin.

Ralf Rangnick mengakui bahwa  Setan Merah menciptakan banyak peluang pada babak pertama karena bermain dominan, akan tetapi kebobolan pada awal babak kedua mempengaruhi permainan dan sulit mendapatkan kembali kendali permainan yang sama.

Performa Manchester United babak pertama serupa pada saat laga kontra Middlesbrough, yang melakukan permainan bola sangat baik dan mengendalikan jalannya laga, tetapi laga pada akhirnya harus berkaitan dengan persoalan tentang memenangkan pertandingan.

Menurut Rangnick ada sesuatu yang salah pada permainan babak kedua, para pemain Manchester United terlalu banyak memberikan penguasaan bola dan pada saat lainnya masih kesulitan melakukan transisi ketika melawan Burnley.

Rangnick menambahkan pada babak kedua Manchester United tidak memulai dengan baik, tidak cukup agresif, tidak cukup tenang saat menguasai bola. 

Beberapa saat sebelum gol Burnley tercipta melalui aksi individu Jay Rodriguez setelah menerima umpan dari Wout Weghorst, dimana dua atau tiga pemain di setengah lapangan Manchester United sendiri tidak mampu melakukan manuver mengganggu Jay Rodriguez ketika hendak mencetak gol.

Manchester United tampaknya butuh waktu lebih lama untuk mengadopsi gaya permainan menekan tinggi ketika lawan menguasai bola atau ketika tim melakukan serangan, dengan membiasakan diri melakukan transisi dari menyerang ke bertahan dan sebaliknya dengan determinasi tinggi.