Ini kisah menarik dari dua pemain profesional sepakbola, yang berasal dari klub yang sama, Manchester United. Pemain yang satu baru memulai debut dan yang lain sedang menikmati sisa masa keemasannya berkat dedikasinya sebagai pemain profesional selama ini.
Ini juga kisah pesepakbola Manchester United beda generasi, yang satu masih muda dan yang lain sudah memasuki usia matang. Kisah ini melibatkan Amad Diallo dan Cristiano Ronaldo, yang satu dipinjamkan ke Rangers dan yang satu masih kuat membela Setan Merah.
Awalnya dulu, ketika Amad Diallo dibeli Setan Merah dari Atalanta, Rio Ferdinand telah mencap Amad Diallo sebagai "pemukul dunia" potensial dan bahkan menyamakan transfernya dengan Cristiano Ronaldo ketika berhasil menandatangani kontrak dengan Manchester United.
Siapa yang tidak mengenal Cristiano Ronaldo, bahkan pemain satu ini tampak tersenyum lebar saat baru saja hari Jumat lalu waktu setempat menerima penghargaan Pencetak Gol Terbanyak Sepanjang Masa Globe Soccer ketika menikmati liburan di Dubai, yang tentu saja diserbu para penggemar.
Ketika sedang berada di wilayah Timur Tengah tersebut, Cristiano Ronaldo meraih penghargaan Globe Soccer's Top Scorer of All Time di Dubai Expo 2020, karena dinilai telah berhasil mencetak total 801 gol selama karirnya untuk Sporting Lisbon, Manchester United, Real Madrid, Juventus dan Portugal.
Namun ketika mencoba kembali menyeberang melihat ke Eropa, ada peristiwa menarik lainnya, Bruno Fernandes memuji Amad Diallo setelah pemain sayap Manchester United tersebut mencetak gol pada laga debut membela klub Rangers pada Sabtu, dengan status sebagai pemain pinjaman.
Sebagai informasi tambahan, Rangers saat ini berada di puncak klasemen sementara Liga Utama Skotlandia setelah menjalani 22 laga, unggul empat poin atas rivalnya, Celtic. Amad Diallo diposisikan sebagai pengganti Ianis Hagi setelah cedera yang membuatnya harus absen untuk musim ini.
Dengan melihat awal perjalanan karier Amad Diallo saat ini, akankah perjalanan kariernya sebagai pemain profesional sepakbola akan semoncer seniornya, yang setelah memutuskan "mengembara" di berbagai klub di liga elit Eropa semakin meneguhkan kualitasnya?