Hakim Ziyech mencetak gol kemenangan di menit-menit akhir untuk menggagalkan peluang Crystal Palace mengamankan poin di Selhurst Park, setelah penguasaan bola kedua tim dalam permainan tidak terlalu jauh berbeda.
Thomas Tuchel yang melihat tim asuhannya, Chelsea berjuang sangat keras untuk menang dengan skor tipis 1 : 0 di kandang Crystal Palace, mengaku senang dengan hasil yang diperoleh skuadnya, tetapi menyadari masih ada ruang besar untuk perbaikan.
Secara statistik, pada laga kali ini Chelsea praktis hanya mampu melakukan percobaan tendangan ke arah gawang sejumlah 9 kali saja, dan dari 9 kali percobaan tersebut hanya 3 kali yang mengarah ke gawang lawan.
Angka ini sangat jauh dari kebiasaan Chelsea ketika mengoleksi lebih dari satu gol dalam satu laga, setidaknya Chelsea rata-rata mampu mengoleksi percobaan tendangan antara 15 kali hingga 25 kali dalam satu laga dengan gol lebih dari satu dan itu tidak terjadi pada laga kali ini.
Hasil laga yang hanya menghasilkan satu gol kontra Crystal Palace membuktikan bahwa Chelsea membutuhkan lebih banyak peluang dengan melakukan lebih banyak upaya percobaan tendangan ke arah gawang untuk menghasilkan skor lebih besar.
Lalu masalahnya dimana kalau hasilnya seperti itu. Kalau melihat bagaimana Thomas Tuchel melakukan pergantian besar-besaran (triple change) pada menit ke-74 ketika Chelsea masih mengalami kebuntuan untuk menghasilkan gol, maka dapat diduga penyebabnya.
Tuchel mengganti dua gelandang dan satu pemain bertahan, yakni pergantian di lini tengah, Jorge Luis Frello diganti Ruben Loftus-Cheek dan N'Golo Kanté diganti Mateo Kovačić, sementara di lini pertahanan, Malang Sarr diganti Marcos Alonso Mendoza.
Maka praktis, setelah pergantian yang dilakukan Tuchel tersebut, hanya berselang sebelas menit kemudian baru tercipta satu-satunya gol keunggulan Chelsea yang membantu mencuri 3 poin dari markas Crystal Palace pada laga tersebut.
Berikutnya, secara statistik upaya percobaan tendangan ke arah gawang yang hanya sejumlah 9 kali tersebut sebenarnya 3 kali di antaranya mengarah ke gawang. Lalu pertanyaannya, mengapa yang terkonversi menjadi gol hanya 1 kesempatan.
Tidak terlalu sulit mengetahui hal ini. Mengingat performa penjaga gawang Crystal Palace dalam menghalau bola yang mengancam gawangnya cukup mengesankan. Dua percobaan tendangan yang mengarah ke gawang dari Chelsea mampu diblok dengan baik.
Penjaga gawang Palace, Vicente Guaita dipaksa beraksi dengan menghasilkan dua penyelamatan bagus pada laga tersebut. Penyelamatan pertama yang luar biasa ketika tendangan keras Antonio Rüdiger dari jarak jauh kira-kira 40 yard atau sekitar 36 meter pada menit ke-10 mampu dihalau dan hanya memantul melewati atas tiang gawang.
Penyelamatan kedua masih di babak pertama yang dilakukan Vicente Guaita dari jarak dekat, saat N'Golo Kanté tiba-tiba ditemukan bergerak mendekati gawang dari sisi kanan gawang dan menembakkan bola, tetapi Guaita berhasil memblok laju bola.
Baru pada menit ke-89 setelah pergantian tiga pemain sekaligus, Chelsea berhasil menyarangkan gol ke gawang Crystal Palace dari kaki Hakim Ziyech setelah menerima umpan silang lambung dari Marcos Alonso. Kedudukan bertahan hingga laga berakhir.