Belum lama ini, Chelsea dibuat "cukup gaduh" terkait dengan konten wawancara terhadap salah satu striker barunya, Romelu Lukaku yang direkrut dari salah satu tim papan atas Serie A Italia, Inter Milan. Seorang striker yang sebelumnya juga pernah membela Chelsea pada tahun 2011-2014 lalu.
Sempat berpindah ke Everton (2014-2017), Manchester United (2017-2019) dan terakhir Inter Milan (2019-2021) sebelum kembali ke Chelsea, dimana sebelumnya juga pernah menjadi pemain dengan status pinjaman dari Chelsea dan bermain untuk West Bromwich Albion FC (2012-2013) dan Everton (2013-2014).
Akhirnya, Chelsea merekrut Romelu Lukaku kembali dengan menandatangani kontrak berdurasi lima tahun atau hingga 2026, dimana Chelsea merogoh kocek sebesar 97,5 juta pound (sekitar Rp 1,9 triliun) sebagai biaya transfer, dimana Lukaku masih memiliki kontrak tiga tahun bersama Inter Milan.
Namun striker yang sudah bermain 13 laga untuk Chelsea di periode sekarang ini dan telah menyumbang 5 gol sempat terpeleset lidah ketika melakukan sebuah wawancara dengan sebuah media asal Italia, Sky Italia, yang kemudian menimbulkan kontroversi.
Sang Striker akhirnya meminta maaf atas pernyataan-pernyataan yang membuat sangat marah dan kesal para supporter Chelsea dan dinilai membuat gaduh di internal Chelsea, sehingga sempat diistirahatkan Thomas Tuchel pada laga kontra Liverpool baru-baru ini.
Setelah masalah usai, Thomas Tuchel memutuskan memasukkan Romelu Lukaku dalam laga kontra Tottenham Hotspur. Hasilnya Chelsea berhasil memimpin 2-0 pada leg pertama semifinal Piala Liga Carabao atas Tottenham Hotspur.
Thomas Tuchel merasa senang dengan penampilan Chelsea melawan Tottenham dalam performa yang begitu baik, serta terkesan dengan para pemain yang berlaga melawan Spurs. Termasuk secara khusus menilai performa Romelu Lukaku di lapangan setelah insiden yang tak mengenakkan tersebut.
Tuchel menyebut, "Saya senang dengan penampilannya, saya suka bagaimana dia bermain. Dia kuat, dia terlibat dan menunjukkan komitmen besar dalam kondisi bertahan kami juga. Dia selalu berbahaya, selalu menggunakan tubuhnya dan selalu terlibat dalam situasi berbahaya".
Sang manajer menambahkan, "Saya jujur mengharapkannya karena Romelu mampu menangani tekanan dan menangani kesulitan. Dia tampak santai setelah keputusan dibuat dan kami menyelesaikan pembicaraan kami sebelumnya dan dia tahu apa yang sedang terjadi, saya merasa dia cukup santai untuk tampil seperti ini".