Rudal Jelajah Tomahawk Di-upgrade Punya Kemampuan Lebih Canggih

Kira-kira seminggu yang lalu, defencenews  melansir sebuah informasi penting yang menerangkan bahwa Angkatan Laut AS telah melakukan uji coba peluru kendali (rudal) kategori jelajah Tomahawk Block V barunya, dari kapal perusak Chafee pada bulan Desember 2020.

Laman ini menilai, jangkauan Tomahawk sangat penting di Asia-Pasifik, di mana kekuatan roket China memiliki jangkauan yang luar biasa dengan rudal DF-26 dan DF-21, dengan jangkauan masing-masing 2.490 dan 1.335 mil, menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional. Rudal tersebut tidak hanya ditujukan untuk peluncur VLS kapal permukaan tetapi juga untuk kapal selam serang.

Angkatan Laut AS pada saat itu dinilai telah memperkenalkan generasi terbaru dari rudal jelajah Tomahawk ke gudang senjatanya. Modifikasi tersebut dirancang untuk membawa rudal jelajah sub-sonik ke era persaingan kekuatan besar . 

Rudal jelajah Tomahawk yang diujicobakan dan diperkenalkan ini disebut berbeda dibanding dari semua rudal jelajah Tomahawk sebelumnya.  Beberapa hal berikut ini menjelaskan mengapa Tomahawk Blok V disebut berbeda dari generasi Tomahawk  sebelumnya.

Pertama, Tomahawk Block V milik Raytheon, ketika diupgrade menjadi varietas Block Va dan Block Vb, akan mampu menghantam kapal permukaan pada rentang Tomahawk hingga lebih dari 1.000 mil, dengan integrasi pencari baru. dan juga akan mengintegrasikan hulu ledak baru yang  memiliki dampak kerusakan yang lebih luas, termasuk daya tembus yang lebih besar.

Kedua, hasil iterasi pertama dari Tomehawk Block V meningkatkan sistem komunikasi dan navigasi rudal, yang membuatnya lebih sulit untuk dilawan dan dideteksi secara elektronik, sehingga akan lebih sulit ditemukan atau dijadikan target radar musuh, serta muieningkatkan kemampuan bertahannya., sementara peningkatan sistem navigasi akan memastikan rudal dapat menyerang target bahkan jika GPS diturunkan .

Ketiga, kemampuan subsonik Tomehawk Block V adalah sebuah fitur, bukan kelemahan, berdasarkan pertimbangan bahwa untuk tetap memproduksi Tomahawk, bahkan dengan kecepatannya yang lebih lambat karena keuntungan dari rudal sub-sonik ini adalah jangkauannya Menjadi sub-sonik berarti juga mampu melakukan perjalanan dengan kecepatan yang lebih hemat bahan bakar.

Keempat, rudal jelajah ini mampu bertahan pada kisaran harga US$ 1 juta, yang merupakan harga terendah untuk rudal. Bandingkan saja dengan Supersonik SM-6 Raytheon yang dapat mencapai kecepatan Mach 3,5 - dengan iterasi masa depan yang diyakini mampu mencapai kecepatan hipersonik, tetapi harganya lebih dari empat kali lipat per tembakan dan memiliki jangkauan yang lebih sedikit.

Kelima, formulasi pertimbangan terakhir adalah terkait dengan sistem persediaan senjata, termasuk jenis rudal pun merupakan kombinasi atau ada dalam suatu campuran tertentu dalam berbagai alternatif antara rudal jelajah sub-sonik, supersonik dan hipersonik  

Hal itu berarti bisa terjadi kombinasi antara SM-6, yang memiliki mode serangan permukaan, rudal anti-kapal Naval Strike Missile jarak jauh 100-plus-mil baru yang terikat untuk kapal tempur pesisir dan fregat generasi berikutnya, serta peningkatan Block V pada Tomahawk.

Terlepas dari semua daftar argumentasi tersebut, secara sederhana dapat dipahami bahwa upgrate peluru kendali (rudal) jelajah Tomehawk tidak terlepas dari tuntutan perkembangan teknologi alutsista dalam mengantisipasi dan menghadapi sistem persenjataan yang lebih modern.

Upayaa Angkatan Laut Amerika Serikat ini juga tidak dapat dilepaskan dari  masih memungkinkannya mengatasi beberapa kelemahan yang ada pada jenis rudal jelajah sekelas Tomehawk yang lama.dengan melakukan upgrade dengan beberapa teknologi persenjataan.


Artikel Terkait