Kalah Dominasi Bola dan Akurasi Operan, Chelsea Manfaatkan ini untuk Bekuk Leeds United

Chelsea sukses menggulung perlawanan tim tamunya, Leeds United dalam laga putaran ke-11 Liga Premier Inggris 2020-2021.  Dalam pertandingan terdebut, Chelsea memperagakan formasi 4-3-3 dan Leeds United bermain dengan formasi 4-4-1-1.

Chelsea ingin memperagakan permainan tim dengan bola-bola pendek, cepat dan akurat antar pemain dalam satu lini dan semua lini bergerak naik seiring pergerakan bola antar lini.  

Sementara, melihat formasi yang dipasang Leeds United ini sudah bisa ditebak, Leeds United sangat mengantisipasi serangan Chelsea dengan pertahanan berlapis, dan menggantungkan pada serangan balik sporadis yang dilakukan 2 orang lini penyerangnya. 

Secara keseluruhan, formasi 4-4-1-1 memberikan Leeds United penguasaan bola yang lebih baik tetapi konsekunsinya kesempatan melakukan percobaan serangan ke area pertahanan lawan untuk mencetak gol akan jauh lebih rendah, ketika Chelsea mampu menjaga disiplin lini pertahanan dan lini tengah. 

Itu artinya penguasaan bola paling banyak terjadi di lini belakang dan lini gelandang bertahan, sementara lini gelandang serang dan lini serangan lebih sulit menguasai dan mengirim bola ke garis pertahanan terakhir lawan karena dua lini paling depan ini hanya diisi satu pemain.

Minimnya serangan formasi 4-4-1-1 dapat dilihat dari statistik pertandingan yang mengkonfirmasi penjelasan di atas, dimana Chelsea sangat unggul dalam percobaan tendangan ke gawang dengan 23 kali, 11 kalinya tepat sasaran dan 3 kali terkonversi menjadi gol.

Sementara itu, Leeds United hanya mampu melakukan percobaan tendangan ke arah gawang 8 kali dengan hanya 3 kali yang tepat sasaran dan 1 kali terkonversi menjadi gol.

Sedangkan dominasi penguasan bola formasi 4-4-1-1 dapat dilihat dari angka statistik pertandingan dimana Leeds United sangat dominan dalam penguasaan bola dan akurasi operan, tetapi minim upaya percobaan tendangan ke arah gawang dan akurasi tendangan sesuai target ke gawang lawan.

Penguasaan bola Leeds United hingga mencapai 55%  berbanding 45% untuk Chelsea, dengan akurasi operan 82% untuk Leeds United berbanding hanya 77% untuk Chelsea.   Perbandingan jumlah operan yang tidak jauh berbeda antar kedua tim menunjukkan Leeds United lebih mengandalkan bola-bola panjang dibanding Chelsea.

Hasil dari strategi kedua tim ini terlihat dengan jelas dampaknya pada awal babak pertama ketika gol pertama Leeds United terjadi pada menit keempat.  Pada saat itu hampir semua lini pemain Chelsea sudah naik membawa bola untuk menyerang ke lini pertahanan Leeds United. 

Pada saat bola mampu direbut dan dikuasai pemain belakang Leeds United, segera bola dikirim dengan umpan lambung jauh ke lini serang, yang saat itu hanya tertinggal 2 pemain belakang Chelsea yang sebenarnya juga terlalu maju. Maka dengan berlari cepat, lini serang Leeds menceploskan bola ke gawang Chelsea dan gol perttama untuk Leeds United. 

Kemenangan Chelsea pada laga ini ditentukan oleh kreativitas lini depan Chelsea, yang disokong lini tengah menghadapi pertahanan berlapis dan ketat lini belakang dan gelandang Leeds United karena ketika bola masuk ke lini  pertahanan, setidaknya ada 8 pemain Leeds United di sana.

Strategi umpan-umpan terobosan dan disambut dengan posisioning eksekutor yang tepat di lini serang Chelsea menentukan keunggulan dan ketajaman serangan Chelsea menghadapi ketatnya pertahanan Leeds United tersebut.

Gol pertama Chelsea yang terjadi pada menit ke-27 melalui umpan terobosan dari pergerakan pemain di sisi kiri pertahanan Leeds United atau sisi kanan lini serang Chelsea, yang kemudian mengumpan bola terobosan ke arah depan gawang.

Umpan terobosan Chelsea tersebut menyebabkan pergerakan alur bola melalui beberapa pemain bertahan Leeds United, yang kemudian  disambut striker Chelsea, Oliver Giroud (18) yang telah siap di depan gawang dan mengkonversikan menjadi gol.


Gol kedua dan gol ketiga Chelsea tidak dapat digunakan sebagai dasar menjelaskan formasi 4-4-1-1 Leeds United versus formasi 4-3-3 Chelsea  karena setelah Chelsea berhasil menyamakan kedudukan pada babak pertama, di awal babak kedua manajer Leeds United merubah formasi dengan mengurangi pemain gelandang dan pemain bertahan dan menambah dua pemain penyerang.

Pada menit ke-57, pemain gelandang Jack Harrison (22) ditarik keluar digantikan pemain penyerang (striker), Ian Poveda (7).  Pengurangan lini belakang ini berdampak fatal dengan terjadinya gol kedua Chelsea dari bola mati pada menit ke-61 melalui tendangan sudut.

Tendangan sudut yang dilakukan pemain belakang Chelsea, Mason Mount (19) melambung menuju tiang jauh depan gawang dan dikonversi menjadi gol kedua bagi Chelsea melalui sundulan kepala pemain belakang Chelsea, Kurt Zouma (15).

Gol ketiga Chelsea pun tudak dapat dilepaskan dari ambisi manajer Leeds United untuk mengejar ketertinggalan dengan menipiskan lini pertahanan.  JIka sebelumnya lini depan pertahanan yang dikurangi untuk memperkuat lini serang, kali ini pada menit ke-69, lini pertahanan dikurangi untuk memperkuat lini serang.

Pemain bertahan Leeds United, Ezgjan Alioski (10) ditarik keluar dan digantikan dengan pemain penyerang (striker), Rodrigo Moreno Machado (20).  Penipisan lini pertahanan  ini pun berdampak fatal bagi Leeds Uniteds.

Serangan Chelsea lebih mudah menembus pertahanan Leeds Uniteds dan tidak perlu menunggu lama, Leeds United yang telah memasang mode menyerang mendapatkan serangan balik mematikan.

Striker Chelsea, Timo Werner (11) mendapatkan bola dan bergerak di sisi kanan hingga mendekati gawang dari sisi kanan dan mengumpan bola ke arah gelandang Chelsea, Christian Pulisic (10) yang berada di depan gawang dan gol tercipta.

Kedudukan 3  :  1 untuk keunggulan Chelsea terhadap tim tamunya, Leeds United bertahan hingga pertandingan berakhir dan membantu Chelsea menambah 3 poin untuk bertengger sebagai pemuncak klasemen sementara saat artikel ini ditulis.