Hadiah Istimewa Chelsea itu Datang dari Si Tua-Tua Keladi, Olivier Giroud


Torehan positif kembali diukir Chelsea kala menghadapi laga putaran kelima Group E Liga Champions 2020-2021 ketika bertamu ke Sevilla di stadion Ramón Sánchez Pizjuán, Sevilla, Andalusia, Spanyol, hari Kamis, 3 Desember 2020.

Chelsea yang memasang formasi 4-3-3 meski tak dominan menguasai bola dan kalah akurat dalam mengumpan bola dibanding Sevilla dengan formasi 4-2-3-1, mampu bermain lebih efektif dalam memaksimalkan serangan dan jauh lebih efisien dalam mencetak gol pada pertandingan pertemuan kedua dari kedua tim tersebut dalam laga group E.

Hanya mengandalkan penguasaan bola tidak lebih dari 44% dan akurasi umpan tidak lebih baik dari Sevilla, dengan 82% berbanding 85%, Chelsea yang mampu membuat kesempatan tendangan ke arah gawang yang lebih sedikit dibanding Sevilla, ternyata lebih mampu mengefektifkan tendangan tepat sasaran mengarah ke gawang yang lebih tinggi.

Lebih dari itu, dari tujuh kali tendangan tepat sasarn ke arah gawang lawan, Chelsea terbukti jauh lebih efisien mengkonversikannya menjadi gol yang mendukung keunggulan terhadap Sevilla.  Chelsea berhasil menyarangkan 4 gol dari 7 percobaan yang berhasil mengarah ke gawang dibanding Sevilla tanpa konversi gol dari 3 kali tendarangan yang berhasil mengarah ke gawang.

Seluruhnya atau empat gol Chelsea datang dari kontribusi impresif dan mengagumkan pemain gaek Chelsea yang selama ini sering dibangkucadangkan, tetapi akhir-akhir ini dipercaya untuk berkontribusi mulai dari awal  pertandingan menjadi bagian dari Starting Line-Up atau Strating Eleven karena konsistensi permainannya.

Pertandingan kedua tim baru berjalan 8 menit ketika umpan matang pemain gelandang serang atau winger kanan Chelsea, Kai Havertz (29) memberikan umpan matang dan mampu dikonversikan menjadi gol oleh Olivier Giroud (18).  Kedudukan 0 : 1 untuk keunggulan tim tamu, Chelsea bertahan hingga babak pertama berakhir.

Memasuki babak kedua, setelah 9 menit berlalu, jala gawang tim tuan rumah, Sevilla kembali dibuat bergetar kala striker Chelsea, Olivier Giroud (18) mampu memaksimalkan umpan gelandang bertahan, Mateo Kovačić (17) dan dikonversikan menjadi gol.

Hanya membutuhkan waktu 20 menit dari gol kedua, Olivier Giroud (18) membuat para pemain Sevilla harus memulai laga dari area lingkaran di tengah-tengah lapangan ketika gol ketiganya kembali tercipta dengan memanfaatkan asssits dari N'Golo Kanté (7) yang baru dimasukkan Lampard 7 menit sebelumnya.

Nasib kurang menyenangkan tim tuan rumah, Sevilla menghampiri ketika pemain bertahan Sevilla, Sergi Gómez (3)  harus mendapatkan kartu kuning di kotak penalti pada menit ke-82, dan sebaliknya Chelsea mendapatkan hadiah kesempatan tendangan penalti yang dieksekusi sempurna oleh Olivier Giroud (18) pada menit ke-83.

Setelah gol keempat tercipta, Chelsea bukannya mengendorkan serangan akan tetapi berambisi ingin terus melancarkan dan meningkatkan intensitas serangan, bahkan setelah itu kebanyakan penyegaran pemain dilakukan di lini tengah  dan bahkan lini serang.  

Strategi Lampard ini menandakan bahwa Chelsea berambisi pada kesempatan laga tersebut ingin menghabisi Sevilla dengan torehan skor fenomenal, tetapi gol keempat adalah gol terakhir yang berhasil disarangkan ke gawang Sevilla.

Olivier Giroud (18) kembali membuktikan kualitasnya sebagai striker andalan dan layak terus dipertahankan menjadi bagian dari Starting Line-Up atau Strating Eleven pada laga=laga Chelsea berikutnya di semua kompetisi, tentu saja dengan mempertimbangkan staminanya.

Baca juga:

1.  Olivier Giroud Pastikan Chelsea Lolos 16 Besar Liga Champions

2.  Pemain Chelsea Jadi "Man of The Match" Perancis vs Swedia

3.  Pemain Chelsea ini Penentu Kemenangan Timnas Perancis atas Timnas Swedia

Pada laga kali ini, Olivier Giroud yang mampu memaksimalkan umpan menjadi gol melalui tendangan kaki kiri, sundulan kepala, tendangan kaki kanan dan tendangan penalti telah menyumbangkan empat gol atau seluruh gol yang menempatkan Chelsea menggungguli Sevilla di kandangnya sendiri.

Kalau di AC Milan ada Zlatan Ibrahimović (11), kemudian di Manchester United ada Edinson Cavani (7), maka di Chelsea ada Olivier Giorud (18), yang dari sisi usia tidak muda lagi tetapi kualitas permainan dan produktivitas gol masih di atas rata-rata. 

Kalau boleh disebut, ketiga pemain ini adalah Si Tua-Tua Keladi, semakin tua semakin menjadi, semakin bersantan, semakin berisi dan semakin berkualitas dari sisi permainan dan sumbangan produktivitas golnya bagi tim yang dibelanya.