Pernyataan populer Socrates, seorang filsuf Yunani kuno, yang dipekirakan hidup antara tahun 469 SM hingga 399 SM, yang mengatakan, "Saya makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan", tampaknya masih akan terus relevan hingga saat ini.
Hal ini terus menjadi bagian dari wacana dunia modern kala menemukan semakin banyak fakta bahwa kualitas makanan seseorang sangat menentukan tingkat kesehatan dan keberlangsungan hidup, termasuk dari ancaman penyakit berbahaya yang menentukan seberapa lama dapat menikmati kehidupan.
Banyak orang memilih jalur diet untuk mengatur pola makan yang sehat sekedar untuk memastikan kesehatan menjadi prioritas utama, baru kemudian makanan. Namun sesungguhnya ada pilihan lain yang lebih mampu memanjakan dan menawarkan kenyamanan hidup.
Saat seseorang memutuskan masih konssten dalam jalur tujuan untuk menjaga kesehatannya, maka biasanya kebanyakan orang mungkin dengan cepat mengetahui bahwa diet memainkan peran penting. dimana hal itu biasanya diikuti dengan sikap menyerah untuk mengkonsumsi makanan berbahan daging.
Namun, ada pendekatan yang lebih fleksibel terkait masalah isu kesehatan dan makanan, dimana para ahli mengatakan jika dimasak dengan cara tertentu, maka daging justru bisa menjadi bagian dari makanan yang bergizi.
Seorang ahli diet berlisensi yang berbasis di Richmond Hill, Ontario, Anar Allidina memberikan beberapa tips sebagaimana dilansir globalnews, terekait dengan cara memasak dan mengkonsumsi makanan berbahan dasar daging dengan tetap menjaga kesehatan.
Tips tersebut termasuk di antaranya mengkonsumsi daging tergantung pada porsinya, dianjurkan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 18 ons daging merah per minggu. Ini adalah jumlah yang besar mengingat satu porsi harus sekitar empat ons, seukuran iPhone kecil.
Untuk tujuan lebih memaksimalkan antioksidan dan mengurangi kalori lebih jauh, dianjurkan untuk memilih daging dan unggas yang diberi makan rumput. Saat makan daging merah, harus menganggap itu sebagai bahan makanan saja, dan memastikan itu bukan makanan favorit.
Kemudian penting untuk memastikan bersamaan dengan memakan daging disertai juga dengan mengkonsumsi sayuran, baik yang dimasak dengan rebusan atau ditumis. Secara umum, daging merah (sapi, domba, dll) memiliki kolesterol dan lemak jenuh yang lebih tinggi, dibandingkan daging ayam atau ikan.
Sedangkan sudah diketahui secara umum, kolesterol dan lemak jenuh berpotensi menjadi penyebab meningkatnya kadar kolesterol dalam darah dan berkontribusi pada timbulnya serangan penyakit jantung
Namun demikian, meskipun penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mengonsumsi daging merah secara berlebihan tidak sehat dalam jangka panjang , faktanyan berdasarkan laporan Popular Science, manusia telah mengonsumsi daging jenis ini selama berabad-abad.
Jadi, sebenarnya daging merah tidak terlalu buruk untuk dikonsumsi. Lebih banyak penelitian menunjukkan bahwa makanan olahan dan gula dalam makanan berkontribusi pada peradangan yang dapat menyebabkan kolesterol tinggi dan penyakit jantung, jadi kesalahan tidak boleh hanya pada daging merah.
Oleh karena itu, diet sehat seharusnya benar-benar dapat mencakup daging merah dalam jumlah sedang sebagai pembangkit tenaga, sumber protein plus mengandung vitamin B dan seng, dan memiliki zat besi dua kali lebih banyak dari ayam.
Terpenting adalah memperhatikan teknik memasaknya. Carolyn Berry, ahli diet berlisensi dan pendidik diabetes bersertifikat di Vancouver, menyarankan untuk memilih teknik memasak yang tidak menambah lemak dan kalori ekstra.
Memanggang, mengukus, memasak dengan pres, dan memasak perlahan adalah beberapa cara paling sehat untuk memasak daging, dan harus menghindari menggorengnya. Hindari bumbu perendam dan saus yang tinggi gula dan natrium.
Cara mengkonsumsi daging yang sehat juga termasuk di dalamnya, harus menghindari mengkonsumsi daging olahan seperti hot dog, salami, bacon, sarat dengan natrium dan nitrat yang ditambahkan untuk mengawetkan daging.
Tidak masalah apabila untuk memakannya sesekali saja, tetapi jika bahkan memiliki kebiasaan memakan daging olahan dalam beberapa kali seminggu, maka harus menguranginya menjadi tidak lebih dari dua porsi seminggu.
Pada daging yang hendak dimasak, maka harus dibersihkan lemak yang terlihat sebelum dimasak dan membiarkan lemak yang tersembunyi keluar dari daging. Tempatkan daging panggang dan potongan serupa di rak di wajan, sehingga lemak dapat menetes saat daging dimasak. dan buang lemaknya.
Jadi, tidak perlu khawatir soal kesehatan ketika mengkonsumsi daging, termasuk daging merah, asalkan tidak berlebihan saat menikmatinya dan memperhatikan cara memasak yang benar untuk mengurangi kadar lemak dan kolesterol di dalamnya.