Cara Tottenham Hotspur Membuat Dominasi Penguasaan Bola Arsenal Tak Ada Artinya

Bermain di kandang sendiri, Tottenham Hotspurs kembali ke jalur torehan positif ketika menjamu tim tamunya, Arsenal pada laga putaran pekan ke-11 Liga Premier Inggris 2020-2021, yang digelar di sttadion Tottenham Hotspur Stadium, Tottenham, London, N17, England. 

Laga derby London Utara ini dimenangkan Tottenham Hotspurs atas tim tamunya, Arsenal setelah permainan 90 + 4 menit menegaskan keunggulan 2  : 0  untuk keunggulan Tottenham Hotspuir atas tim tamunya, Arsenal.

Tim tamu, Arsenal yang bermain mendominasi bola dan akurasi operan, dengan menguasai hingga 70% permainan dengan akurasi operan hingga 86%, hanya menyisakan 30% penguasaan bola untuk Tottenham Hotspur dan akurasi operan hanya 67%.

Bahkan Tottenham Hostpur hanya melakukan percobaan tendangan ke arah gawang lawan sebanyak 5 kali saja dan 3 kali di antaranya mengarah ke sasaran, dan hebatnya secara efisien 2 kali di antaranya terkonversi menjadi gol.

Hal ini jauh sekali dibanding upaya percobaan tendangan ke arah gawang yang dilakukan Arsenal hingga mencapai 11 kali dengan dukungan dominasi bola hingga mencapai 70%.

Namun sayangnya, percobaan yang dilakukan Arsenal memiliki efektivitas rendah dengan hanya 2 kali di antaranya tepat sasaran, bahkan lebih parahnya lagi tendangan yang tepat sasaran tidak ada yang terkonversi menjadi gol.

Kenyataan ini menguatkan filosofi pragmatisme dalam sepakbola yang diperagakan Jose Mourinho, sang manajer Tottenham Hotspur yang seolah menyiratkan bahwa penguasaan bola itu tidak terlalu penting, yang paling penting adalah mencetak gol.

Arsenal diberi kesempatan menguasai jalannya pertandingan dengan penguasaan dominasi bola hingga lupa menjaga pertahanan dan bahkan sayangnya juga lupa cara menyerang secara efisien.

Sedangkan Tottenham Hotspur seolah "mengintai di tengah pesta" penguasaan bola Arsenal untuk melihat kelengahan pertahanan Arsenal dan melancarkan serangan yang efisien dan mematikan, meski hanya berbekal penguasaan bola 30%.

Jose Mourinho sang manajer Tottenham Hotspur seolah menegaskan dirinya tahu benar soal filosofi formasi permainan 4-2-3-1 dibanding manajer Arsenal.

Mourinho hanya mengandalkan pertahanan solid, untuk kemudian mengambil dan memaksimalkan sedikit kesempatan emas untuk melakukan serangan balasan cepat yang efisien dan mematikan.

Itulah yang terjadi ketika gol pertama dan gol kedua tercipta untuk menegaskan keunggulan Tottenham Htospur terhadap Arsenal pada laga tersebut.

Terciptanya gol pertama tidak terlepas dari posisi permainan Arsenal yang sedang dalam mode menyerang terlambat turun ke pertahanan tim, ketika bola sudah mengalir di tengah lapangan dan dikuasai pemain Tottenham Hotspur, Harry Kane (10).

Harry Kane (10) yang melihat posisi Son Heung-min (7) yang lebih bebas tak terkawal pemain Arsenal segera mengumpankan bola ke sisi kiri lini serang Tottenham Hotspur mengarah ke pemain bernomor punggung (7) itu.  

Son Heung-min (7) tanpa pikir panjang, tidak menyia-nyiakan kesempatan bergerak cepat menuju area pertahanan Arsenal dan sampai di depan kotak penalti sudah dikepung 5 pemain Arsenal, dengan 2 pemain di belakang dan 3 pemain di depan.

Son Heung-min (7) kemudian memutuskan menembakkan bola jarak jauh yang keras tepat sasaran ke gawang lawan dan gol tercipta di sisi kiri atas di bawah mistar gawang dan  jauh dari jangkauan penjaga gawang Arsenal, 

Lebih parah lagi, gol kedua Tottenham Hotspur tercipta ketika serangan Arsenal mampu digagalkan lini belakang Totenham Hotspur yang bermain disiplin dan solid, kemudian berhasil menguasai bola dan bola dialirkan ke lapangan tengah.

Aliran bola menemukan Giovani Lo Celso (18) sendirian di tengah lapangan, dimana hanya ada 2 pemain belakang Arsenal yang ada di garis pertahanan, sementara pemain lainnya belum bisa segera turun membantu dari upaya penyerangan di lini pertahanan Tottneham Hotspur.

Giovani Lo Celso (18) kemudian berlari ke depan bersamaan dengan bola dan mengalirkan bola ke arah posisi Son Heung-min (7), sementara Son Heung-min (7) melihat Harry Kane (10) bermanuver tanpa bola di sisi kiri lebih dekat tiang gawang lawan.

Son Heung-min (7) segera mengumpan bola ke sana, dan Harry Kane (10)  setelah menerima umpan langsung bergerak ke depan mendekati gawang kemudian melesakkan bola ke gawang Arsenal dan gol terjadi.

Babak pertama berakhir dengan skor 2  : 0 untuk keunggulan tim tuan rumah Tottenham Hotspur atas tim tamunya, Arsenal.  

Arsenal berusaha membalas ketertinggalan di babak kedua tetapi rapat dan disiplinnya lini pertahanan Totenham Hotspur membuat upaya Arsenal menemui jalan buntu hingga pertandingan berakhir.