Arsenal Kontra Chelsea, Determinasi dan Akurasi Serangan versus Penguasaan Bola


Pertarungan dua tim asal London pada putaran Liga Prermier Inggris Minggu dini hari tadi menjadi bagian dari sebuah tontonan yang cukup menarik untuk dilihat.  Laga yang menyajikan pertarungan Arsenal berhadapan dengan Chelsea.

Bagaimana tidak menarik, Chelsea praktis menguasai jalannya pertandingan baik dari segi penguasaan bola,  jumlah operan dan akurasi operan, bahkan percobaan tendangan ke arah gawang yang jauh lebih banyak dibanding lawannya, Arsenal.

Namun ternyata, permainan Chelsea yang memperagakan formasi 4-3-3 yang menguasai permainan tersebut mampu diredam Arsenals dengan formasi 4-2-3-1 yang mengandalkan transisi cepat antara mejaga soliditas pertahanan dan determinasi serangan, dengan skor hasil akhir pertandingan yang cukup telak 3   : 1 untuk kemenangan Arsenal.

Apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan antara dua tim asal London yang bermain di Liga Premier pada minggu pagi ini.  Menurut pespektif indoline.info, sesungguhnya hal tersebut tidak terlepas dari  kelemahan lini belakang Chelsea membangun tembok pertahanan dan faktor ketajaman lini serang Arsenal. 

Kinerja pasukan asuhan Lampard ini tidak bisa dibandingkan dengan pada saat laga Chelsea menjamu Tottenham Hotspur, yang ketika itu mampu menahan imbang Spurs, karena meskipun formasi Spurs dan Arsenal sama dan pola penguasaan bolanya juga sama tetapi ada yang berbeda dengan Arsenal kali ini.

Tim Arsenal saat menghadapi Chelsea kali ini banyak diisi permain muda dan yang selama ini justru duduk di bangku cadangan mampu mmembangun lini pertahanan yang solid dan determinasi seragan yang tajam dan membahayakan pertahanan lawan.

Mungkin relevan apa yang diungkapkan independent, "Ini adalah kiasan olahraga yang akrab bahwa pemain terbaik dalam tim berkinerja buruk adalah mereka yang tidak bermain. Smith Rowe tidak hanya termasuk dalam kategori itu tanpa menit-menit sebelumnya musim ini, tetapi dia adalah salah satu pemain muda yang ingin dilihat suporter diberikan kesempatan untuk membereskan kekacauan rekan-rekan senior mereka".

Sesunggguhnya kedua tim tampil dan bermain menyerang dengan pola yang hampir sama, setiap ada serangan lawan masuk lini pertgahanan, selalu dibangun pertahanan berlapis dari hampir seluruh pemain menumpuk area belakang dekat gawang.

Namun yang membedaknnya adalah penggunaan tekanan pertahanan yang dilakukan Chelsea yang menjadi penyebab gol pertama dan gol kedua terasa terlalu berlebihan, sehingga harus mengakibatkan dijatuhkan hukuman tendangan penalti dan tendangan bebas yang berbuah gol.

Pelanggaran yang dilakukan pemain Chelsea untuk mengamankan lini pertahanan dan berbuah hukuman penalti dan tendangan bebas dekat gawang mengindikasikan kemampuan kalkulasi risiko pemain belakang Chelsea bermasalah.

Sedangkan terjadinya gol ketiga yang merugikan Chelsea justru terjadi ketika lini pertahanan terlalu berhati-hati, sehingga Bukayo Saka tak terjaga dengan baik, akibatnya sang pemain memiliki peluang untuk melakukan tendangan akurat dan keras ke arah gawang Chelsea dari luar kotak penalti sisi kanan dan berbuah gol.

Gol tunggal balasan Chelsea terjadi ketika Tammy Abraham  membalikkan bola dari jarak beberapa yard. Dia awalnya ditandai offside tetapi setelah tinjauan VAR, keputusan di lapangan dibatalkan dan gol tetap berlaku.

Kedudukan skor 3 : 1 untuk tuan rumah Arsenal pada pertandingan yang berlangsung di bertahan hingga akhir pertandingan, dengan hanya memberi kesempatan kepada Chelsea untuk membalas satu gol menjelang akhir babak kedua.  

Arsenals meraih poin sempurna dan berada di peringkat ke-14 klasemen sementara, sementara Chelsea harus puas bertengger di peringkat ke-7 klasemen sementara pada pekan ke-15 putaran Liga Premier Inggris 2020-2021.


Artikel Terkait