Hampir seluruh dunia saat ini disibukkan dengan mencari solusi menyelesaikan pandemi Covid19 yang belum usai, berikut dampak kesehatan dan ekonominya yang sangat
dahsyat, ternyata sudah muncul prediksi baru sumber epidemi atau pandemi baru.
Sebagaimana diketahui dari pengalaman pandemi Covid19 yang masih berlangsung hingga kini, infeksi yang muncul dan selalu mengarah pada epidemi atau pandemi substantif, biasanya bersifat zoonosis yang melintasi batas spesies pada titik-titik rawan antarmuka hewan-manusia.
Fenomena ini menyebabkan terjadinya perubahan perilaku pada sebagian umat manusia di seluruh dunia ketika berinteraksi dengan hewan, termasuk dengan hewan liar dan hewan peliharaan kesayangan atas kesadaran peluang penularan penyakit.
Baca juga: Menyesatkan, Anggapan Covid19 ini Tak Perlu Diikuti
Perubahan perilaku yang dimaksud adalah telah terjadi pembagian ruang, terutama antara satwa liar dan manusia, tetapi tidak terkecuali hewan peliharaan, yang menunjukkan perubahan secara dramatis dalam beberapa dekade terakhir, karena disadari merupakan pendorong utama penularan patogen ke manusia.
Peningkatan interaksi patogen antara hewan dengan manusia juga tidak dapat dilepaskan dari fakta meningkatnya kecenderungan arus globalisasi dan termasuk di dalamnya sistem kesehatan yang gagal, yang mengakibatkan dampak yang mengerikan bagi kesehatan manusia dan hewan.
Investigasi dilakukan oleh Michael G.Walsh, Shailendra Sawleshwarkar, Shah Hossain, dan
Siobhan M.Mordef. Tiga orang pertama bagian dari The University of Sydney, Faculty of Medicine and Health, Marie Bashir Institute for Infectious Diseases and Biosecurity, Westmead, New South Wales, Australia. Sedangkan yang terakhir merupakan bagian dari University of Liverpool, Faculty of Health and Life Sciences, Institute of Infection and Global Health Liverpool, Merseyside, Inggris.
Investigasi ini memprediksi epidemi atau pandemi di masa yang akan datang, memberikan kuantifikasi geografis pertama dari persimpangan antar muka hewan-manusia, kinerja sistem kesehatan manusia yang buruk dan konektivitas global melalui jaringan perjalanan udara.
Dengan demikian, investigasi ini menyediakan pendekatan sistematis berbasis data untuk mengklasifikasikan bahaya limpahan berdasarkan distribusi antarmuka hewan-manusia sekaligus mengidentifikasi kota-kota yang terhubung secara global yang berdekatan dengan antarmuka ini dan yang dapat memfasilitasi penyebaran patogen secara global.
Para peneliti menyajikan geografi limpahan berdampak tinggi ini sebagai alat untuk mengembangkan sistem pengawasan yang ditargetkan dan meningkatkan infrastruktur kesehatan di daerah rentan yang dapat menjadi saluran untuk pandemi di masa depan.
Investigasi ini telah menunjukkan bahwa terdapat antarmuka hewan-manusia yang substansial di area dengan kinerja sistem kesehatan yang buruk, menyoroti area potensi limpahan yang berdampak di mana infrastruktur kesehatan mungkin tidak cukup untuk mengidentifikasi kasus limpahan lebih awal dan memblokir penularan dari manusia ke manusia selanjutnya jika ini muncul.
Pekerjaan ini lebih jauh menunjukkan bahwa ada banyak kota dengan tingkat konektivitas global yang tinggi yang dekat dengan daerah yang berisiko limpahan yang berdampak, dan dengan demikian telah mengidentifikasi distribusi geografis saluran limpahan yang berpotensi berdampak tinggi.
Pandemi COVID-19 saat ini merupakan salah satu tantangan terbesar bagi pengalaman manusia secara kolektif kaena pandemi seperti Covid19 ini selalu membutuhkan kesadaran dan tindakan nyata yang juga harus dilakukan secara kolektif.
Baca juga: Hati-Hati, Jenis Kelamin ini Lebih Berisiko Covid19
Para penulis mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas semua upaya heroik dari petugas medis, petugas kesehatan masyarakat, dan pekerja layanan penting, yang telah menghadapi tantangan luar biasa dari pandemi Covid19 ini dengan tekad, kekuatan, dan kasih sayang dengan mendedikasikan hal terbaik bagi kemanusiaan.
Catatan: Laporan Investigasi dapat didownload di sini (klik di sini)