Perkembangan transmisi Covid19 yang masih terus terjadi dan menghadirkan kesulitan multiaspek bagi hampir seluruh negara di dunia ini memicu banyak peneliti dari berbagai belahan dunia berinisiatif melakukan riset, baik terhadap virus SARCov2-nya maupun terhadap korbannya.
Riset terbaru yang dilakukan oleh peneliti Achim D¨orre dan Gabriele Doblhamme yang dipublikasikan baru-baru ini atau tepatnya tiga hari yang lalu (6 Oktober 2020) dilatarbelakangi karena fakta penularan Covid19 yang belum memperhatikan faktor jenis kelamin dan usia pasien.
Achim D¨orre adalah peneliti dari Depertemen Ekonomi Universitas Rostock Jerman, sedangkan Gabriele Doblhamme merupakan peneliti dari Departemen Sosiologi dan Demografi dari Universitas yang sama, sehingga menjadi logis apabila pemodelan dan hasil penenlitian ini sangat kental dengan aspek sosiologis dan demografis.
Baca juga: 19 Negara Terapkan Lockdown Total di Awal Pandemi dan Ini Hasilnya...
Penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan pemodelan penularan Covid19 berdasarkan jenis kelamin dan usia untuk mengeksploitasi bagaimana kontak merubah infeksi Covid19 dan risiko tingkat kematiannya.
Peneliti membuat suatu pemodelan untuk memperkirakan femonena epidemi COVID-19., dimana dibuat pengelompokan berdasarkan usia dan jenis kelamin.
Pola kontak yang diperkirakan berdasarkan penelitian lain, digabungkan untuk memperhitungkan perilaku sosial berdasarkan kategori usia dan jenis kelamin. Model ini disesuaikan dengan data nyata dan digunakan untuk menilai skenario hipotetis terkait dengan tindakan penguncian (lockdown).
Baca juga: Pandemi Covid 19 Belum Kelar, Muncul Prediksi Pandemi Akan Datang
Hasilnya, berdasarkan langkah-langkah mitigasi saat ini pada pertengahan Agustus, kasus COVID-19 aktif akan berlipat ganda pada akhir Oktober 2020. Tingkat infeksi akan tertinggi di antara usia muda dan usia kerja, tetapi juga akan meningkat di antara orang tua.
Menurut jenis kelamin ditemukan bahwa risiko infeksi yang lebih tinggi terjadi di antara perempuan dibandingkan laki-laki pada usia kerja. Sedangkan pada usia tua berlaku sebaliknya. Angka kematian di semua kelompok umur ternyata dua kali lebih tinggi pada pria dibandingkan perempuan.
Baca juga: Ada Herbal Anti Covid19, Benarkah?
Perubahan kecil dalam tingkat kontak pada usia kerja dan usia muda dimungkinkan memiliki efek yang cukup besar pada penularan infeksi dan kematian pada usia tua, dengan laki-laki lanjut usia selalu berisiko tertular infeksi, dengan risiko kematian yang lebih tinggi.
Hasil penelitian ini menggarisbawahi pentingnya tindakan mitigasi non-farmasi dalam fase pandemi saat ini untuk mencegah peningkatan angka kontak yang mengarah pada tingkat kematian yang lebih tinggi pada kelompok orang tua.
Perbedaan jenis kelamin berdasarkan tingkat kontak dapat berkontribusi pada tingkat penularan infeksi khususnya berdasarkan jenis kelamin dan hasil kematiannya. Untuk lebih mengeksplorasi kemungkinan jalur, lebih banyak data tentang penularan COVID-19 diperlukan, termasuk informasi sosiodemografi.
Catatan: Penelitian ini telah secara resmi dipublikasikan oleh WHO dalam laman
resminya (who.int), meskipun ditekankan bahwa penelitian ini belum
disertifikasi oleh peer review, yang belum dievaluasi sehingga tidak boleh digunakan untuk memandu praktik klinis. (download di sini).