Tiongkok dikenal sebagai negara pertama yang harus berhadapan dengan persoalan pandemi Covid19, dimana diduga Covid19 telah berkembang di Tiongkok pada akhir tahun 2019. Oleh karena itulah wabah yang disebabkan virus SARCov2 ini disebut sebagai Corona Virus Desease 2019 (Covid19).
Sebagai negara pertama yang merasakan dampak dari meluaskan Covid19, Tiongkok bisa dipahami lebih siap menghadapi wabah ini. Bukan hanya soal pengembangan vaksin, bahkan terhitung berbagai kebijakan menghadapi Covid19 diawali dari negara ini.
Termasuk di antaranya kebijakan menerapkan lockdown total di wilayahnya. Kebijakan ini kemudian diikuti setidaknya oleh 18 negara lainnya di seluruh dunia, yang bersegera melakukan kebijakan lockdown total di awal pandemi.
Setidaknya hingga berita ini ditulis, Tiongkok merupakan negara tersukses melakukan lockdown dibanding 18 negara lainnya yang melakukan kebijakan lockdown total sejak awal pandemi yang terjadi di negaranya. Tiongkok menerapkan kebijakan lockdown skala besar hingga 28 Propinsi sejak 23 Januari 2020.
Konsekuensi dari kebijakan ini, di Tiongkok terjadi penurunan kasus secara signifikan pada bulan Maret 2020 hingga saat ini. Secara keseluruhan, terdapat 85.214 kasus terkonfirmasi Covid19, sembuh 80.437 orang dan meninggal 4.634 orang dan hingga hari ini (16-9-2020) terjadi penambahan 12 kasus terkonfirmasi positif.
Namun faktanya, dari total 19 negara (termasuk Tiongkok), yang mengambil kebijakan lockdown pada awal pandemi, terbukti hanya ada tujuh negara yang menunjukkan pencapaian cukup sukses menyelesaikan masalah ancaman Covid19, di antaranya adalah Tiongkok, Malaysia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Irlandia, Saudi Arabia, dan Singapura.
Hal ini berarti tingkat kesuksesannya hanya 36.84% bukan 90% lebih sebagaimana yang diklaim selama ini. Apabila dilihat lebih teliti, ternyata hanya ada dua negara yang memiliki pencapaian penanganan Covid19 sangat meyakinkan dari tujuh negara cukup sukses, yakni Tiongkok dan Selandia Baru, dengan demikian tingkat kesuksesan yang sangat meyakinkan hanya mencapai 11,11%.