Lombok mulai menggeliat sebagai destinasi pariwisataa, sesungguhnya telah berlangsung cukup lama, yakni pada pertengahan tahun 1980-an ketika Lombok menarik perhatian sebagai alternatif destinasi wisata Bali.
Apalagi ketika sekitar tahun 1990-an mulai ada intervensi dari pemerintah pusat di Jakarta, yang mulai berperan aktif dalam merencanakan dan mempromosikan pariwisata Lombok.
Sayangnya provokasi kekerasan agama akibat radikalisme pada tahun 2000 berkembang di Ampenan daerah Mataram dan daerah selatan dari Senggigi. Kemudian disusul Bom Bali 2002 , Bom Bali 2005 dan Kemajuan wabah SARS di Asia, yang kesemuanya berdampak negatif pada perkembangan industri pariwisata, termasuk pariwisata di Lombok.
Namun, keadaan ini mulai membaik pada tahun 2010. Lingkungan alam pulau dan keramahan adat penduduknya menjadikannya sebagai tujuan wisata. Utamanya, Lombok mempertahankan daya pikat lingkungan yang belum berkembang dan alami.
Suasana Gili Trawangan, keramahan penduduknya, suasana yang menyenangkan, memiliki gelombang indah untuk berselancar, alamnya menjanjikan kedamaian, keindahan, khususnya Pegunungan Rinjani. Secara umum, lanskap alam, budaya dan keagamaannya cukup unik dan menarik, sehingga mampu membuat setiap orang yang mengunjunginya terlena dan betah berlama-lama.