Herbal, Ketahanan Hadapi Peringatan WHO Terkait Pandemi Susulan



Belum usai pandemi Covid19,  organisasi kesehatan dunia WHO memperingatkan seluruh warga dunia terkait ancaman pandemi berikutnya pasca Covid19.  Hal ini mengingat belajar dari kejadian masa lalu, pandemi selalu datang silih berganti.

Pelajaran berharga masa lalu dan peringatan WHO ini jelas harus dimaknai sebagai bentuk pembelajaran penting dan peningkatan kewaspadaan dengan cara yang berbeda dari sebelumnya, untuk mengantisipasi multiplier effect atau dampak luas pandemi bagi kehidupan secara keseluruhan, termasuk kehidupan ekonomi dan sosial budaya bahkan politik.

Hal ini mengingat, pengembangan vaksin selalu memakan waktu lama dan itu artinya selama vaksin belum ditemukan, apabila tidak diantisipasi dengan kesiapan ketahanan tubuh menghadapi serangan penyakit, maka akan berisiko terhadap membludaknya kebutuhan layanan kesehatan dan timbul persoalan sosial ekonomi di dalamnya.

Fakta tersebut meneegaskan bahwa serangan pandemi saat ini memberikan pembelajaran penting bahwa  setiap rumah tangga harus memiliki ketahanan minimal terhadap kebutuhan nutrisi esensial dan tanaman obat (cabai, belimbing, serai, kelor, pepaya, jahe, mangga, kelapa, pisang, dll) dan kebiasaan perilaku sehat serta kehidupan sosial yang membahagiakan.

Sekurang-sekurangnya, setiap ruas tepian jalan di desa/kelurahan ditanami dengan tanaman yang bermanfaat bagi kesehatan (kelor, mahoni, kelapa, dll) atau bahkan memiliki taman untuk berbagai tanaman yang bermanfaat menopang ketahanan atau ketangguhan desa menghadapi pandemi.

Harapannya, kesiapsiagaan tersebut akan mampu memperlambat laju transmisi pandemi, meningkatkan peluang terbentuknya ketahanan dan imunitas komunal dan tidak perlu harus berdampak parah terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan politik.