Pencapaian dan kondisi APBN per 31 Agustus 2020 yang dilandasi Perpres Nomor 7 Tahun 2020 digambarkan dalam capaian dan kondisi realisasi pendapatan dan realisasi belanja yang disajikan dalam konferensi pers pada bulan September 2020 pada laman resmi Kemenku.
Secara umum, dapat diketahui bahwa dengan realisasi total pendapatan sebesar 1.034,1Triliun dan realisasi belanja mencapai total sebesar 1.534,7 Triliun maka terdapat gap atau kesenjangan/selisih antara pendapatan dengan kebutuhan belanja sebesar minus 500,6 Triliun. Angka inilah yang mencerminkan perkembangan defisit APBN per 31 Agustus 2020.
Paparan data grafis dan deskriptif menunjukkan realisasi total pendapatan sebesar 1.034,1Triliun atau 60,8% dari target APBN 2020, dengan sumber pendapatan dari sektor perpajakan mencapai 798,1 Triliun atau 56,8% dari target APBN 2020.
Pada sisi realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 232,1 Triliun atau 78,9% dari target APBN 2020, dan penerimaan negara bersumber dari hibah sebesar 4 Triliun atau justru mengalami surplus hingga mencapai 305,5% dari target APBN.
Berdasarkan kondisi realisasi pendapatan per 31 Agustus 2020 tersebut dideskripsikan kondisi pendapatan terkini APBN 2020 per 31 Agustus 2020 sebagai berikut:
- Pendapatan negara tumbuh negatif 13,1% (yoy) disebabkan perlambatan ekonomi akibat Covid-19 dan pemanfaatan insentif pajak dalam rangka PEN.
- Ph Badan kontraksi, pajak-pajak impor kontraksi seiring penurunan aktivitas impor, sementara pemanfaatan insentif pajak kian menekan penerimaan negara.
- Penerimaan bea cukai (+ 4,93%) didorong oleh cukai hasil tembakau, sementara Bea Masuk (BM) dan Bea Keluar (BK) masih mengalami tekanan dampak pelemahan perdagangan internasional.
- Kinerja positif pendapatan BLU (+36,5% yoy) naik dibandingkan kinerja tahun 2019 yang minus 7,1% yoy) ditopang dari pendapatan Dana Perkebunan Kelapa Sawit, pendapatan jasa pelayanan pendidikan, dan pendapatan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional.
Pada saat yang sama, diinformasikan capaian realisasi belanja negara mencapai total sebesar 1.534,7 Triliun atau 56% dari target APBN 2020, dengan struktur realisasi belanja pemerintah pusat mencapai 977,3 Triliun atau 49,5% dari target APBN 2020 dan realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) mencapai 557,4 Triliun atau 73% dari target APBN 2020.
Realisasi belanja pemerintah pusat terdiri dari realisasi belanja Kementerian dan Lembaga senilai 517,2 Triliun atau 61,8% dari target APBN 2020 dan realisasi belanja non kementerian dan lembaga sebesar 460, 1 Triliun atau 40,4% dari target APBN 2020.
Sementara itu, realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) mencapai 557,4 Triliun atau 73% dari target APBN 2020, yang terdiri dari realisasi belanja Transfer ke Daerah sebesar 504,7 Triliun atau 72,9% dari target APBN 2020 dan realisasi belanja Dana Desa sebesar 52,7 Triliun atau 74% dari target APBN.
Realisasi belanja Negara dari APBN per 31 Agustus 2020 ini menggambarkan kondisi terkini belanja APBN 2020 sebagai berikut:
- Belanja negara diprioritaskan untuk penanganan Covid-19 & PEN. Penyerapan Belanja PEN semakin terakselerasi (tumbuh 27,3% secara bulanan).
- Pertumbuhan belanja negara ditopang oleh Belanja Bantuan Sosial. Sementara, Belanja Barang didukung oleh realisasi bantuan UMKM dan Bantuan Upah.
- Realisasi TKDD 2020 lebih baik dibandingkan 2019 (naik dari 64,2% menjadi 73%). Meski terjadi penyesuaian alokasi TKDD dalam rangka penanganan Covid-19, realisasinya tumbuh positif 5% yoy di bulan Agustus. Pertumbuhan belanja negara ditopang oleh Belanja Bantuan Sosial. Sementara, Belanja Barang didukung oleh realisasi bantuan UMKM dan Bantuan Upah.