Anies: Angka Kematian Vs Tingkat Kematian


Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru-baru ini menegsskan jangan dilihat kematian sebagai angka statistik, karena yang dikuburkan bukan prosentase (tingkat kematian), tetapi yang dikuburkan manusia (angka kematian). 

Perlu dipahami di sini bahwa sesungguhnya, Angka Kematian (Deaths Number) dan Tingkat Kematian (Deaths Rate), keduanya merupakan besaran statistik dan keduanya penting, bukan berarti salah satunya saja yang penting.  Pernyataan pak Anies Baswedan Itu hanya pernyataan emosional, politis dan populis saja.

Berdasarkan perspektif statistik, Angka Kematian (Deaths Number) dapat direpresentasikan dengan "f (frekuensi kumulatif kematian)", apabila angka terkonfirmasi positif Covid19 direpresentasikan dengan "F (frekuensi kumulatif positif Covid19)", sehingga Tingkat Kematian (Deaths Rate) dapat direpresentasikan dengan "P (Proporsi)  = f / F".  Keduanya memiliki perannya sendiri dalam statistik sesuai dengan kebutuhan obyektif dan subyektifnya.

Secara subyektif, Angka Kematian (Deaths Number) yang meningkat bukan merupakan berita yang menyenangkan bagi siapapun, rumah sakit manapun, daerah dimanapun ataupun negara apapun.  Tetapi ukuran Tingkat Kematian (Deaths Rate) dibutuhkan untuk merepresentasikan secara obtektif data jumlah kematian berbasis beban kerja seluruh pasien terkonfirmasi positif Cobid19.

Angka Kematian (Deaths Number), bagaimanapun semakin besar juga tidak dikehendaki sebagaimana tidak dikehendakinya jumlah orang yang terkonfirmasi positif Covid19, tetapi Tingkat Kematian (Deaths Rate) penting untuk mengukur progress kinerja tenaga kesehatan dan sistem kesehatan dalam  menangani pasien Covid19, termasuk sebagai besaran obyektif yang dapat dibandingkan dengan negara lain.

Berapa persen dari semua pasien Covid19 yang akhirnya tidak tertolong oleh intervensi medis yang dilakukan tenaga medis, yang hal ini penting sebagai indikator pencapaian kinerja medis dan tenaga medis, berdasarkan beban kerja jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid19, terutama untuk mengukur tingkat risiko intervensi medis terhadap pasien terkonfirmassi positif Covid19.

Menjadi tidak mungkin dan tidak masuk akal ,mengukur kinerja Recovery Pasien Covid19  atau membandingkan data  kematian secara obyektif dari waktu ke waktu, antar rumah sakit, antar daerah atau bahkan antar negara apabila hanya menggunakan Angka Kematian (Deaths Number) tanpa memperhatikan beban jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid19, dii sinilah pentingnya data Tingkat Kematian (Deaths Rate).

Sementara bagaimanapun Angka Kematian (Deaths Number) harus ditekan seminimal mungkin sebagai cerminan upaya maksimal dari sistem kesehatan.  Jadi, tidak perlu didikotomikan dan dihadap-hadapkan satu sama lain antara Angka Kematian (Deaths Number) dengan Tingkat Kematian (Death Rate). 

Terpenting, yang perlu ditekankan oleh semua pihak yang memanfaatkan kedua besaran statistik tersebut adalah kapan saatnya akan menggunakan data Angka Kematian (Deaths Number) dan kapan menggunakan data Tingkat Kematian (Deaths Rate).  Bukan menegasikan yang satu, hanya untuk menekankan yang lain.