Memahami Urutan Waktu Kejadian Menentukan Kebenaran Informasi



Tak dapat disangkal, banyak bertebaran informasi di dunia maya menyesatkan atau bahkan sengaja disesatkan seolah benar adanya, namun faktanya terjadi di masa lampau atau sekurang-kurangnya urutan kejadian sesungguhnya tidak diperhatikan atau tidak sebagaimana digambarkan.

Sebut saja isu yang dipelintir terkait pak Wiranto seolah “menegur” Presiden soal rencana pembebasan Abu Bakar Ba’asyir, dikesankan pernyataan pak Wiranto dalam sebuah konferensi pers  yang menyebut “Presiden tidak boleh grusa-grusu” ditujukan kepada Presiden dan untuk mengingatkan Presiden.

Padahal apabila melihat sekuensial (urutan waktu) peristiwanya, sebelum konferensi pers tersebut, pak Wiranto diundang dan bersama Presiden mengadakan rapat bersama menteri lainnya untuk membicarakan masalah rencana pembebasan Abu Bakar Ba’asyir.

Berdasarkan momentum dan tujuan penyampaiannya juga sangat jelas, pernyataan tersebut ditujukan kepada masyarakat bukan kepada presiden, karena disampaikan setelah bertemu presiden dan disampaikan dalam sebuah konferensi pers di hadapan para wartawan.

Dengan memahami urutan peristiwanya, maka dapat diketahui maksud sesungguhnya pernyataan Pak Wiranto adalah ingin menegaskan bahwa Presiden tidak ingin grusa-grusu (karena sebelumnya bertemu dengan Presiden secara langsung),  dan kemudian disampaikan kepada masyarakat (dalam konferensi Pers) setelah pertemuan tersebut bahwa Presiiden tidak boleh grusa-grusu, karena demikianlah seharusnya seorang Presiden.