Benarkah Klaim RR Soal Utang PLN dan Tekanan Freeport?

Belum lama ini RR (Rizal Ramli) mengaku pernah menurunkan hutang PLN sebesar US$ 50M, dari  US$ 85M menjadi US$ 35M.  Potongan kalimatnya di akun halaman Facebook RR (Rizal Ramli) kira-kira begini:  " ........puluhan bos-bos perusahaan asing yg  punya kontrak dgn PLN terbang ke Jakarta ingin melakukan renegosiasi dengan Menko Ekuin RR. Hasilnya luar biasa beban utang PLN akhirnya berhasil dikurangi $50M, dari $85M menjadi hanya $35M. Belum pernah terjadi dalam sejarah Indonesia, pengurangan utang sebesar itu.....".

Berdasarkan penelusuran data PLN, sepertinya Pak RR suka main klaim saja, tidak ada jejak finansial dari laporan keuangan bahwa PLN punya hutang sampai 85 Milyar dolar.  Berdasarkan laporan keuangan PLN sepanjang 1999-2002, hutang jangka panjang dan jangka pendek PLN pada tahun 2000, 2001, dan 2002 jauh dari angka 85 Milyar dolar.

Hutang PLN tahun 2000 sekitar 56 Tirliun, tahun 2001 sekitar 57 triliun, bahkan naik, tidak turun, dan tahun 2002 sekitar 57 triliun juga, praktis tidak ada penurunan.

Satu-satunya yang turun pada tahun 2002 adalah Debt to Equity Ratio (DER), setelah dicermati laporan keuangan PLN tersebut, ternyata hal ini bukan disebabkan turunnya hutang tetapi naiknya ekuitas, yang  disebabkan revaluasi aset, sehingga aset PLN di sisi aktiva meningkat drastis, kemudian di sisi pasiva diimbangi dengan dinaikkannya ekuitas.

Soal siapa yang getol mempersoalkan dan menekan Freeport tahun 2001 itu bukan RR, tetapi Menteri Negara Lingkungan Hidup Sonny Keraf, yang jejak digitalnya masih terekam oleh berbagai media AS seperti newyorktimes dan wallstreetjournals (wsj), itu pun akhirnya setelah berganti menteri sudah tidak terdengar lagi suaranya.