Lirik Syair 10 (Sepuluh) Lagu dalam Album Penasaran Oma Irama

Penasaran adalah album Soneta Group, yang merupakan sebuah album dangdut kedua yang dirilis pada tahun 1974, di dalamnya berisi atau terdiri dari 10 (sepuluh) lagu, yang diedarkan oleh perusahan rekaman Yukawi. 

Kesepuluh lagu dalam album "Penasaran" tersebut diciptakan sendiri oleh Rhoma Irama, yang pada saat itu masih dikenal sebagai Oma Irama, dan dinyanyikan secara bergantikan antara Oma Irama, Elvy Sukaesih ataupun duet keduanya. 

Ada lima lagu yang dinyanyikan Oma Irama (Penasaran, Kelana 3, Engkau, Gembala, Teman), dua lagu dibawakan Elvy Sukaesih (Kejam, Kubawa) dan 3 lagu dinyanyikan secara duet antara Oma Irama dan Elvy Sukaesih (Asam Garam, Rujuk, Satu Antara Dua).  

Adapun daftar lagu dalam album "Penasaran" yang dirilis pada tahun 1974 dan dilengkapi dengan syair-syair lagunya, antara lain (cukup klik pada bagian "judul lagu tertentu" untuk membuka syair lagu yang diinginkan dan klik lagi untuk menutupnya, klik tanda "pause" sebelum berpindah lagu):

 

 Kalau belum bisa aku mendapatkan
Oh, gadis manis yang menjadi rebutan
Sungguh mati aku jadi penasaran
Sampai mati pun yang akan kuperjuangkan
Memang dia yang paling manis di antara gadis yang manis
Aku pun tak merasa heran kalau dia jadi rebutan
Sungguh mati aku jadi penasaran
Sampai mati pun yang akan 'ku perjuangkan
Semua orang gila padanya
Semua orang berlomba-lomba
Untuk mendapat kasih sayangnya
Bermacam-macam cara pun dilakukan
Tidak ubahnya seperti perlombaan
Kalau aku belum bisa mendapatkan
Oh, gadis manis yang menjadi rebutan
Sungguh…

 

Sungguh kau suami yang kejam
Yang tiada berperasaan
Bila engkau marah aku menjadi sasaran
Aku kaupukuli bagaikan seekor hewan
Sungguh kau suami yang kejam
Yang tiada berperasaan

Sesuka hatimu engkau menjatuhkan tangan
Jerit tangisku tiada engkau hiraukan
Kau tahu aku hanya seorang perempuan
Cuma menangis tak ‘kan bisa melawan
Kejam, oh kejam

Bila aku salah berkata
Maka tanganmu yang bicara
Rupanya kaupikir tanpamu aku tak makan
Hingga aku kauperlakukan seperti hewan
Lepaskanlah aku lepaskan
Aku tak tahan ‘ku tak tahan

 

Di dalam dunia ini tiada cinta suci
Sampai mati kau mencari

Tak ‘kan engkau temui
Karena aku telah berkelana
Untuk mencarinya
Bahkan sampai ke ujung dunia
Tapi sia-sia

Semuanya kisah cinta dalam dunia ini
Ceritanya sama saja tiada yang sejati
Hanyalah pada permulaannya
Sungguh sangat mesra
Bila sudah mencapai puncaknya
Cintanya pun sirna

Berjuta-juta cinta bersemi di dunia ini
Tapi tetapi tiada satu cinta pun yang abadi
Cinta pada kekasih bukan cinta yang suci
Karena di balik cinta ada nafsu birahi
Yang membuat cinta tak murni

 

Garam di laut
Asam di gunung
Dalam periuk juga bertemu
Tak usah ragu
Tak usah bingung
Cinta suciku
Hanya untukmu
Walaupun jauh
Kekasih jauh
Aku tak ragu
Juga tak bingung
Karena kutahu
Isi hatimu

Garam di laut
Asam di gunung
Tak usah ragu
Tak usah bingung
Cinta suciku
Hanya untukmu

Bahagia tercapai cita
Itulah yang kita harapkan
Bagaimana kalau kita berpisah
Apa yang kan kita lakukan
Semoga hal itu
Tak akan terjadi

Andaikan kita harus berpisah
Aku tak lagi mau bercinta
Kan ku jalani
Hidup di dunia
Walau sebagai perawan tua

Sungguh cintamu
Suci mulia
Aku percaya
Engkau setia
Pabila memang
Harus berpisah
Kurela jadi jejaka tua

 

Sebagai ibu Dari Seorang Anak
Ku wanita Yang Penuh kasih sayang

Sebagai Istri Dari Seorang suami
Kau wanita Yang Penuh Bijaksana

Bagaimana aku tak berbahagia
Beristrikan wanita mulia

Bagaimana aku tak merasa Bangga
Beristrikan wanita jelita

Sungguh sukar dicari bandingnya

Seandainya Kelak Engkau tiada
Kurasa tak mungkin ADA gantinya

Kalau memang kita harus berpisah
Selamanya aku akan menduda

 

Ho-o ho-o
Kubawa selalu kubawa
Namamu di dalam hatiku
Kemana saja kumelangkah
Kubawa selalu kubawa
Namamu di dalam hatiku
Tak seharipun berlalu tanpa bayanganmu
Tak semimpipun berlalu tanpa dirimu
Tak seharipun berlalu tanpa bayanganmu
Tak semimpipun berlalu tanpa dirimu
Terbayang selalu terbayang
Wajahmu di dalam ingatan
Kemana saja 'ku melangkah
Terbayang selalu terbayang
Wajahmu di dalam ingatan
Tak seharipun berlalu tanpa bayanganmu
Tak semimpipun berlalu tanpa dirimu…

 

Gembala duhai gembala, tempatmu jauh di desa
Gembala duhai gembala, temanmu hewan belaka
Namun engkau tak pernah merasa susah
Walau jauh dari keramaian kota

Suling bambu sebagai pengisi waktu
Apabila gembala melepas lelah
Suling bambu aduhai merdu merayu
Kan menggugah hati yang mendengarkannya

 

Maksud hatiku datang kemari
Untuk mengajakmu rujuk membali
Fikirkan dulu...
Maksud hatimu
Ku tak mau nanti bercerai lagi
Ternyata tak kuasa ku berpisah darimu
Baru kini terasa aku membutuhkan mu
Juga itu sayang yang aku rasakan
Maafkan sayang Kesalahan ku
Yang dahulu telah menceraikan mu
Semua itu
Telah berlalu
Kini mulailah hidup yang baru
Ternyata tak kuasa ku berpisah darimu
Baru kini…

 

Tak seorang pun menemaniku
Tak seorang pun mendekatiku
Setelah aku miskin tak berharta lagi
Tetapi dulu teman-temanku
Setiap saat datang padaku

Memang bila orang sedang jaya
Siapa pun menyanjungnya
Tapi bila dia jatuh susah
Lenyap semua temannya
Itulah dunia yang dipandang hanyalah benda

Sukar dicari teman sejati
Yang merasakan derita diri
Mungkin dalam seribu tak terdapat satu
Hidupku kini pedih sekali
Karena tiada berteman lagi

 

Aku sudah bosan melihat tingkahmu
Selalu pulang malam hai bau minuman
Jangan turut campur ini urusanku
Ku sekedar minum tak mabuk-mabukan

Mabuk atau bukan itu sama saja
Ih, lain dong
Ah, jangan ngomong
Eh, ngomong aja gak boleh
Baik kaupilih saja satu antara dua
Aku isterimu atau minuman

Bila itu maumu tentu akan kupilih
Yang paling kusayang pasti minuman
Ha
Eh, isteri, salah ngomong

Jikalau begitu berjanjilah kini
Mulai saat ini tak kan minum lagi
Baik nyonya besar aku kan berjanji
Mulai saat ini tak kan minum lagi

Memanglah minuman tiada gunanya